Evaluasi Beban Kerja Penenun di Desa Tenganan Karangasem Bali
DOI:
https://doi.org/10.51713/jotis.2024.4128Abstract
Tenun Pegringsingan merupakan salah satu produk tenun lokal yang memiliki keunikan dan kekhasan yang berbeda di bandingkan dengan kain tenun lainnya, perbedaan yang paling dominan adalah proses pembuatannya yang menggunakan teknik, motif dan pola yang kompleks. Pekerjaan menenun dilakukan dengan posisi kerja duduk di lantai dengan rata-rata waktu yang dihabiskan adalah 7-8 jam dalam 1 hari. Bekerja dalam posisi duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan misalnya, otot perut menjadi melemah karena kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan secara observasional terhadap 3 orang pekerja tenun. Kelelahan secara umum diprediksi menggunakan kuesioner 30 item kelelahan dengan skala Likert empat poin, sedangkan keluhan otot skeletal diprediksi menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan menggunakan quick exposure check (QEC), analisis statistik dilakukan secara deskriptif dan inferensial terhadap beban kerja, kelelahan secara umum, dan keluhan otot skeletal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja pekerja tenun pegringsingan berada dalam ketegori beban kerja ringan, terjadi peningkatan keluhan otot sebesar 78%, terjadi peningkatan kelelahan sebesar 63% serta berdasarkan nilai exposure level ditemukan salah satu pekerja memerlukan investigasi lebih lanjut dengan nilai exposure level 81,5%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kelelahan dan peningkatan keluhan otot pada pekerja tenun pengrisingan setelah bekerja.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.







